Materi
: Bab 11 Nikmatnya mencari Ilmu dan Indahnya Berbagi Pengetahuan
Kelas : X Semester Genap
Kelompok
: 1 dan 2
A. Memahami
makna ilmu dan keutamaannya
1. Kewajiban
menurut ilmu
Menurut ilmu atau belajar adalah kewajiban setiap orang islam. Banyak
sekali ayat al-Qur’an atau hadis
Rasulullah saw. Yang menjelaskan tentang kewajiban belajar, baik kewajiban
tersebut ditujukan kepada laki-laki maupun perempuan. Bahkan wahyu pertama yang
diterima Nabi saw. Adalah perintah untuk membaca atau belajar. “Bacalah dengan (menyebut) nama Tu-hanmu yang
menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan
Tuhanmulah yang Maha mulia. Yang mengajar (manusia) dengan pena. Dia
mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. al-‘Alaq/96:1-5)
Kewajiban menuntut ilmu bagi laki-laki dan perempuan menandakan bahwa
agama Islam tidak membeda-bedakan hak dan kewajiban yang karena jenis
kelaminnya. Walau memang ada beberapa kewajiban yang diperintahkan Allah dan
Rasul-Nya yang membedakan laki-laki dengan perempuan. Akan tetapi, dalam
menuntut ilmu semua memiliki kewajiban dan hak yang sama antara laki-laki
dengan perempuan.
Laki-laki dan perempuan sama-sama sebagai khalifah di muka bumi dan sebagai hamba (‘abad). Untuk menjadi khalifah
yang sukses, maka sudah barang tentu membutuhkan ilmu pengetahuan yang
memadai. Bagaimana mungkin seseorang dapat mengelola dan merekayasa kehidupan
dibumi ini tanpa bekal ilmu pengetahuan. Demikian pula sebagai hamba, untuk
mencapai tingkat keyakinan (keimanan) tertinggi kepada Allah Swt. Dan
makhluk-makhluk-Nya yang gaib dibutuhkan ilmu pengetahuan yang luas.
Menuntut ilmu juga tidak dibatasi oleh jarak dan waktu. Mengenai jarak,
ada ungkapn yang menyatakan bahwa tuntutlah ilmu walau hingga ke negeri Cina.
Demikian pula dalam hal waktu, islam mengajarkan bahwa menuntut ilmu itu
dimulai sejak buaian hingga liang lahad.
2. Hukum
menuntut ilmu
Istilah ilmu mencakup seluruh pengetahuan yang tidak diketahui manusia,
baik yang bermanfaat haram dan berdosa bagi orangyang mempelajarinya, baik
sukses maupun gagal. Adapun ilmu yang bermanfaat, maka wajib dituntut dan dipelajari.
Hukum menuntut ilmu-ilmu wajib itu terbagi dua bagian yaitu fardu kifayah dan fardu’ain.
a.
Fardu
kifayah
Hukum menuntut ilmu fardu kifayah berlau
ntuk ilmu-ilmu yang harus ada dikalangan umat islam sebagaimana juga dimiliki
dan dikuasai golongan kafir, seperti
ilmu kedokteran, perindustrian, ilmu falaq, ilmu eksakta, serta ilmu-ilmu
lainnya.
b. Fardu ‘Ain
Hukum
mencari ilmu menjadi fardu ‘ain jika
ilmu itu tidak boleh ditinggalkan oleh setiap muslim dan muslimah dalam segala situasi dan kondisi, seperti ilmu megenal
Allah Swt. Dengan segala sifat-Nya, ilmu tentang tata cara beribadah, dan
sebagainya.
3. Keutamaan orang yang menuntu ilmu
Orang-orang yang menuntut ilmu dan
mengajarkan diberikan keutamaan oleh Allah Swt. Dan Rasul-Nya dengan derajat
yang tinggi di sisi Allah Swt. Diantara keutamaan-keutamaan orang yang menutut
ilmu dan yang megajarkannya adalah :
a. Diberikan
derajat yang tinng di sisi Allah Swt.
“Dan
Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman diantara kamu dan orang-orang
yang berilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah maha Mengetahui apa yang
kamu kerjakan.” (Q.S. al-Mujadillah/58:11)
b.
Diberikan pahala yang
besar dihari kiamat nanti
Dari anas bin malik ra. Rasulullah saw.
Bersabda, “penuntut ilmu adalah penuntut rahmat, dan penuntut ilmu adalah pihar
islam dan akan diberikan pahalanya bersama para nabi.” (H.R. ad-Dailami)
c.
Merupakan sedekah yang
paling utama
Dari abu hurairah bahwa Rasulullah
saw. Bersabda, “sedekah yang paling utama adalah jika seseorang muslim
mempelajari ilmu dan mengajarkannya kepada saudranya sesame muslim.” (H.R. Ibnu
majah)
d.
Lebih utama dari pada
seorang ahli ibadah
Dari Ali bin Abi Talib ra. Rasulullah saw.
Bersabda, “seorang alim yang dapat
mengambil manfaat dari ilmunya, lebih baik dari seribu orang ahli ibadah.”
(H.R. ad-Dailami)
e.
Lebih utama dari salat
seribu roka’at
Dari abu zarr, Rasulullah saw. Bersabda,
“wahai abu zarr, kamu pergi mengajarkan ayat dari kitabullah telah baik bagimu
dari pada salat (sunnah) seratus roka’at, dan pergi mangajarkan satu bab ilmu
pengetahuan baik dilaksanakan atau tidak, itu lebih baik dari pada salat seribu
rakaat.” (H.R. Ibnu majah)
f.
Diberikan pahala
seperti pahala orang yang sedang berjihad dijalan allah
Dari ibnu abbas ra. Rasulullah
saw. Bersabda, “bepergian kita pagi dan sore guna menuntut ilmu adalah lebih
utama dari pada berjihad fisabilillah.” (H.R. ad –Dailami)
g.
Dinaungi oleh malaikat
pembawa rahmat dan dimudahkan menuju surga
Dari abu hurairah, rasulullah saw.
Bersabda, “tidaklah sekumpulan orang yang berkumpul di suatu rumah dari
rumah-rumah (mesjid) Allah ‘azza wa jalla, mereka memelajari kitab allah dan
mengkaji diantara mereka, melainkan malaikat mengelilingi dan menyelubungi
mereka dengn rahmat, dan allah menyebut mereka diantara orang-orang yang ada di
sisi-Nya. Dan tidaklah seseorang meniti suatu jalan untuk menuntut ilmu
melainkan allah memudahkan jalan baginya menuju surga.” (H.R. Muslim dan Ahmad)

B. Ayat-Ayat Al-Qur’an
tentang Ilmu Pengetahuan
Q.S. at-Taubah/9:122
1. Lafal Ayat dan Artinya
Artinya: “Dan tidak sepatutnya orang-orang
mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang). Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk memperdalam pengetahuan agama
mereka dan untuk member peringatan kepada kaum nya apabila meerka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.”
2.)KandunganAyat
Dalam ayat ini, Allah Swt. Menerangkan bahwa tidak perlu semua orang mukmin berangkat ke medan perang, bila peperangan itu dapat dilakukan oleh sebagian kaum muslimin saja. Tetapi harus ada pembagian tugas dalam masyarakat, sebagian berangkat kemedan perang, dan sebagian lagi bertekun menuntut ilmu dan mendalami ilmu-ilmu agama Islam
supaya ajaran-ajaran Dalam hal ini Rasulullah saw. Telah bersabda yang artinya,
“Dari Anas bin Malik berkata, Rasulullah
saw. bersabda, ‘Di akhirat nanti tinta ulama ditimbang dengan darah parasyuhada. Ternyata
yang lebih berat adalah tinta ulama dibandingkan dengan darah syuhada”. (H.R.
IbnuNajar)
C. Hadis tentang Mencari Ilmu dan Keutamaannya
1. HadisdariIbnuAbd.
Barr.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar